
Untuk membangun aplikasi, tidak hanya fokus perihal penampilan antarmukanya saja. Namun, kamu terhitung mesti memperhitungkan terkait pengalaman pengguna atau UX. Mengapa demikian? Katakanlah kita membangun sebuah jalan pedestrian terhadap sebuah taman, namun ternyata banyak orang yang memilih jalan pintas agar sampai target bersama lebih cepat.
Inilah pentingnya paham kebiasaan pengguna agar product yang kita bangun mampu digunakan bersama lebih baik dan tepat guna.
ilustrasi pentingnya paham kebiasaan pengguna agar product yang kita bangun mampu digunakan bersama lebih baik dan tepat guna
Begitu terhitung dalam membangun aplikasi, kamu mesti memilih agar pengalaman pengguna mampu meningkat.
Contohnya adalah cara pengguna berpindah antar halaman dan menemukan Info yang idamkan mereka cari; formulir yang mudah diisi; tombol yang paham dan responsif; Pesan error yang informatif; tata letak yang intuitif; serta tetap banyak lagi. Oleh sebab itu, kelas Belajar Dasar UX Design di Dicoding adalah salah satu panduan untuk kamu.
Kesimpulan
Kini, kamu telah paham cara membuat aplikasi, bukan? Tidak tersedia kasus untuk membangun aplikasi di beraneka platform selama kamu berkeinginan untuk mempelajarinya.
Selain itu, kamu terhitung mesti mendalami kasus yang dapat diangkat sebagai fokus utama dalam membangun sebuah aplikasi. Sebab, sebagus apa pun aplikasi, ia dapat percuma kalau tidak selesaikan masalah.
Banyak aplikasi yang tumbang padahal punya segudang fitur dan penampilan menarik. Jawabannya adalah sebab aplikasi tersebut tidak selesaikan kasus penggunanya.
Semoga bersama ini, kamu punya keberanian untuk menuangkan gagasan dalam sebuah aplikasi. Mintalah feedback selama sistem membangun aplikasi dari orang-orang lebih kurang agar menunjang kamu bertumbuh ke arah yang lebih baik. Dengan banyaknya sumber belajar selagi ini, sudah pasti dapat mempercepat kamu dalam menguasai beraneka skill yang dibutuhkan. Jika tetap ragu, silahkan sampaikan gagasan paling baik kamu di kolom komentar. Siapa tahu, pembaca lain tertarik dan idamkan mengajak kamu berkolaborasi.
Tidak tersedia perihal yang mampu halangi kamu untuk berkembang. Hanya asumsi negatif kamu sajalah yang menghambatnya. Jadi, ayo berkarya dan bangun aplikasi paling baik untuk selesaikan kasus yang ada.
Menuangkan IDE dalam Bentuk Design
Jika bicara perihal gagasan yang tertulis, kita dapat susah dalam membangun aplikasi tersebut. Oleh sebab itu, cara termudah untuk menuangnya adalah bersama desain. Untuk pertama kalinya mendesain, kamu tidak mesti segera jadi sempurna. Sebab, dapat tersedia beberapa tahapan agar punya penampilan aplikasi yang cocok keinginan.
Tentukan urutan dari aplikasi.
Sebelum kamu terlalu menerapkannya jadi sebuah aplikasi, kamu mesti menuangkan gagasan yang kamu bikin dalam wujud urutan diagram. Di sini, kita dapat punya gambaran perihal urutan sesungguhnya dari aplikasi yang dapat dibangun.
langkah pertama membuat aplikasi, memilih alur
Buat dalam wujud lo-fi design atau low fidelity.
Pada bagian ini, kamu cukup menggambar penampilan aplikasi bersama tangan segera atau bersama tools sekasar mungkin. Biasanya bentuknya tetap berantakan. Tujuannya adalah memaparkan fitur yang dapat dibangun.
ilustrasi sedang membuat design
Tingkatkan dalam wujud hi-fi design atau high fidelity.
Setelah berhasil membangun lo-fi design, kamu mampu mengembangkannya bersama menambahkan detail gunakan pendekatan hi-fi design. Biasanya, terhadap bagian ini aplikasi dapat punya konten seperti aplikasi sungguhan, seperti teks, gambar, warna, dan tata letaknya.
Membangun prototype dari Aplikasi.
Apa Itu Prototype? Kenapa Itu Penting? Prototype atau prototipe adalah sebuah metode dalam pengembangan product bersama cara membuat rancangan, sampel, atau jenis bersama target pengujian rancangan atau sistem kerja dari produk.
Tujuannya adalah untuk memvalidasi lebih-lebih dahulu sebelum saat aplikasi terlalu dibuat. Kamu mampu gunakan beraneka tools yang tersedia untuk membuat sebuah aplikasi tiruan yang gunakan tiap-tiap gambar dari hi-fi design. Menurut salah satu pegiat Mobile deplover tanah air, Ade Prasetyo Ada banyak tools yang mampu digunakan, seperti Figma, Marvel, dan Invision.
Cara Membuat Aplikasi
Lalu, cara apa yang mampu dilakukan sehabis desainnya jadi? Jawabannya adalah membangun aplikasi tersebut. Balik kembali bersama platform dan tools yang kamu gunakan ya. Jika kamu bingung bagaimana cara membangunnya, kamu mampu coba untuk mengulik roadmap-nya lebih-lebih dahulu. Salah satu referensi yang mampu digunakan adalah roadmap.sh.
Cara membuat aplikasi bersama roadmap
Dalam halaman tersebut, kamu mampu menguasai beraneka skill yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi. Contohnya, kalau kamu idamkan platform yang digunakan adalah Android, pilihlah roadmap Android Developer. Website tersebut dapat memaparkan beraneka skill dan komponen yang mesti kamu kuasai untuk membangun aplikasi Android.
roadmaps, cara membuat aplikasi android
Jika kamu susah sebab penggunaan bhs Inggris yang tidak cukup familier, tidak tersedia salahnya mengunjungi web site Dicoding untuk belajar. Sebab, Dicoding sedia kan beraneka urutan belajar yang mampu dipelajari untuk membangun aplikasi di beraneka platform, seperti Android, iOS, Multiplatform, lebih-lebih Website. Kamu dapat dipandu dari awal sampai mampu membangun aplikasi sendiri cocok keinginan.